Rabu, 13 April 2011

DPR


DPR (DEKOMPOSER PEMELARATAN RAKYAT)

Tidak terimakah kau saat
Suara suara menyeru kebobrokanmu
Tapi disaat kau tahu
Rakyat dibalik suara suara penyeru itu
Kalian semua berbondong berbalik arah
Apa kalian telah sadar
Apa kalian telah menyesali
Perbuatan perbuatan kalian yang memelaratkan rakyat negeri ini
Atau????
Kalian hanya takut
Suara suara penyeru itu semakin menyeruak dan melengserkan kalian
Dari kursi kursi kehormatan yang berdiri diatas jeritan jeritan
Tangisan tangisan anak-anak yang kelaparan
Rakyat yang semakin hidup tak layak
Masih punya muka kah berkata istanamu adalah Gubuk derita
Tapi realita itu tak pernah kalian fikirkan
Terbersit terpikir hanya wacana belaka
Asal bapak senang,,asal ekspose pribadi dan golongan
Kalian hanya menganggap jeritan penderitaan
Negeri ini sebagai sebuah nyanyian
Pengantar tidur diatas kursi terhormat kalian itu…
Kursi yang kadang membuat tuli, buta dan lupa
Bahkan mati rasa pancaindra dan hati…

                                                                                                            By Winanti M.R
9 Maret 2008 Pukul 00.13

Kamis, 24 Maret 2011

hidup


Keterasingan ini terasa memikat
Tak ada teriakan – teriakan  yang mengusik telinga
Emosi – emosi yang terluap
Tapi ini hanyalah sebuah perasaan dari indahnya suasana baru
 yang akan pudar seiring waktu
Semua itu menjadi sebuah pilihan.
 Hari ini 24 Februari 2010
Semuanya terasa jenuh
Kadang kantuk juga meraja
Tapi sedikit demi sedikit semua terkikis
Mungkin ini yang disebut pendewasaan perasaan.
Keceriaan, keunikan sesuatu yang mulai kunikmati
Hari ini langit begitu mendung
Sedikit demi sedikit terkuak sebuah mozaik yang sudah semakin terkuak
Pecahan pecahan yang menjauh
Mengarah pada satu titik
Yang memberi sebuah harapan
Walau kadang menyakitkan
Tapi itulah hidup…
Kadang semuannya berjalan jauh dari ynag kita kira
Mungkin benar teori yang menyatakan HIDUP ADALAH SELEKSI ALAM
Siapa yang bertahan adalah yang bisa mempelajari proses kehidupan itu sendiri.